Bagi Anda yang ingin membangun rumah, pastinya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya pondasi. Sebagai dasar bangunan, Pondasi bertugas untuk mengunci kekuatan dan ketahanan bangunan agar bisa berdiri kokoh. Biar tidak asal jadi, yuk cek dulu jenis dan cara membuat pondasi rumah ini.
Mengenal Jenis Pondasi
Merangkum dari beberapa sumber, ada beberapa jenis pondasi yang paling umum digunakan untuk bangunan rumah. Jenis yang pertama adalah menggunakan material batu kali yang cocok untuk bangunan sederhana satu lantai. Pondasi ini hanya memiliki kedalaman berkisar 60 sampai 80 cm saja. Hal ini karena beban topangnya pun tidak terlalu berat.
Berbeda halnya dengan pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat. Pada umumnya mereka akan menggunakan pondasi jenis cakar ayam. Mengandalkan konstruksi besi bertulang dengan kedalaman pondasi dapat mencapai 2 meter. Selain itu ada pula pondasi yang diberi nama bore pile atau pondasi sumur. Jenis yang satu ini ditujukan untuk pembangunan rumah dengan 2 tingkat atau lebih. Cara membuat pondasi rumahnya yaitu dengan menggunakan beton precast, yang mana dimasukkan ke dalam lubang bor yang kemudian diikat menggunakan cor.
Hubungan Pondasi dan Kondisi Tanah
Sebelum memulai pembangunan, ada baiknya Anda cek kondisi tanah. Setidaknya kondisi ini akan berpengaruh dengan jenis material serta pondasi itu sendiri. Seperti contohnya jika tanah lembek dan labil, atau suatu daerah bekas rawa maka wajib mengkonsultasikan jenis pondasi karena lokasi tersebut cukup beresiko.
Sedangkan untuk tanah yang sudah cukup keras, maka bisa menggunakan gabungan pondasi yang terbuat dari tambahan foot plat dan batu kali. Hal ini pun bisa diterapkan baik untuk rumah sederhana atau bertingkat. Sedangkan pondasi batu kali menerus saja dirasa sudah cukup jika daya dukung tanah sudah cukup keras dan hanya untuk rumah satu lantai.
Baca Juga: 5 Persiapan Renovasi Rumah yang Penting untuk Dilakukan
Teknik Pembuatan Pondasi
Dalam pembuatan pondasi, tahap awal dimulai dengan penggalian tanah sedalam 70 cm dengan dinding tanah miring. Dijelaskan juga bahwa ada baiknya menggunakan perbandingan 5:1 agar ikatan lebih kokoh. Sementara itu, jika lokasi berada di dekat sungai atau saluran air gali tanah lebih dalam berkisar 1-4 meter.
Langkah selanjutnya adalah menimbun bagian dasar dengan bahan pasir sekitar 10 cm. Selain itu, pastikan juga bahwa tinggi pondasi dapat mencapai 45 atau 60 cm. Kemudian diperkuat lagi dengan campuran bahan pengikat berupa batu kali atau bahan cor. Dalam prakteknya, ketika memilih menggunakan batu kali biasanya hitungan rasio antara semen dan pasirnya adalah 1:4. Sementara itu, untuk pondasi yang menggunakan metode sloof rasionya akan berbeda lagi dimana diperlukan rasio 3 kerikil: 2 pasir : 1 semen.
Sloof sendiri harus dibuat dengan diameter tulangan baja 12 mm yang diletakkan setiap jarak 1,5 m. Itulah beberapa hal yang mungkin bisa Anda jadikan acuan dalam membuat pondasi. Terutama mengingat fungsinya yang vital dalam keamanan bangunan.
Pastikan Anda memilih jenis yang tepat, memilih kombinasi bahan terbaik, dan menerapkan segara cara terbaik dalam mengerjakannya. Dengan begitu rumah pun akan aman meski ada gempa sekalipun. Pastikan juga rumah Anda aman di bawah perlindungan asuransi kebakaran rumah Garda Home.
Baca Juga: Tips Mengatasi Tembok Rumah Rembes