Cacar monyet (monkeypox atau mpox) tengah menjadi wabah yang meresahkan di berbagai penjuru dunia. Penyakit yang ditemukan sejak tahun 1970 tersebut tercatat kian meluas sejak tahun 2022 hingga menjangkiti berbagai negara. Sayangnya, hingga saat ini masih banyak orang belum memahami perbedaan cacar air dan cacar monyet sehingga penanganannya pun kurang efektif.
Meskipun pada umumnya cacar monyet tidak berakibat fatal, bukan berarti penyakit tersebut boleh dianggap remeh. Edukasi tentang gejala serta beda cacar monyet dan cacar air patut diketahui supaya risiko penyebarannya bisa diminimalkan.
Gejala Cacar Air
Jauh sebelum wabah cacar monyet menjadi topik pembicaraan hangat, masyarakat telah mengenal cacar air (chickenpox) sebagai salah satu penyakit menular yang kerap menjangkiti Indonesia. Perbedaan cacar air dan cacar monyet sebenarnya tidak terlalu signifikan, tetapi keduanya tetap punya ciri tersendiri jika diamati dengan seksama.
Orang yang mengidap cacar air mengalami gejala-gejala khas, seperti:
- Demam dan tubuh menggigil.
- Sakit kepala dan nyeri otot di sekujur tubuh.
- Kehilangan nafsu makan dan mual.
- Mudah lelah.
- Muncul bercak-bercak merah pada kulit, terutama wajah dan kulit kepala. Bercak berupa lepuhan berisi air yang disebut lesi ini bisa menjalar ke bagian tubuh lainnya.
Gejala Cacar Monyet
Penyakit cacar monyet menimbulkan beberapa gejala berikut ini pada pengidapnya:
- Demam dan tubuh menggigil hingga berkeringat dingin.
- Nyeri otot dan sakit punggung.
- Tubuh sangat lemas.
- Timbul bercak-bercak merah pada kulit berisi cairan atau nanah yang menjalar ke seluruh bagian tubuh (lesi).
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang menyebabkan benjolan di leher, rahang dan dagu bawah, serta selangkangan yang dikenal dengan sebutan limfadenopati. Perbedaan cacar air dan cacar monyet terlihat jelas bila ditinjau berdasarkan gejala yang satu ini.
Perbedaan Utama Cacar Air dan Cacar Monyet
Beberapa perbedaan cacar air dan cacar monyet tercermin melalui beberapa faktor sebagai berikut:
- Penyebab: cacar air disebabkan oleh virus Varicella zoster yang masih tergolong kelompok herpes, sedangkan cacar monyet disebabkan oleh kelompok virus Orthopox dari famili Poxviridae.
- Masa inkubasi: virus penyebab cacar air memiliki masa inkubasi berkisar antara 14 hingga 16 hari. Sementara itu, virus penyebab cacar monyet masa inkubasinya berkisar antara 6 hingga 13 hari.
- Media penularan: penularan cacar air berlangsung dari manusia ke manusia. Mekanisme penularan serupa juga terjadi pada penyakit cacar monyet, tetapi juga bisa ditularkan dari hewan sebagai carrier. Beberapa jenis hewan yang berisiko menjadi media penularan cacar monyet, antara lain kelompok primata (monyet) dan pengerat (contohnya tikus dan tupai).
- Kemunculan lesi pada tubuh: bercak-bercak cacar air awalnya muncul di sekitar kulit kepala dan wajah kemudian bisa menyebar ke bagian kulit lainnya, kecuali kelamin. Sementara itu, bercak-bercak cacar monyet menyebar secara merata di seluruh permukaan kulit hingga kelamin, bahkan juga bisa timbul di sekitar mata, mulut, dan tenggorokan.
- Pengaruh terhadap kelenjar tubuh: cacar monyet menimbulkan gejala khusus berupa pembengkakan kelenjar getah bening, tetapi tidak demikian halnya dengan cacar air. Pembengkakan tersebut merupakan bentuk perlawanan alami tubuh dalam menghadapi virus penyebab cacar monyet.
Penularan Cacar air dan Cacar Monyet
Tahap penularan cacar air dari pengidap ke orang-orang sekitar berlangsung melalui beberapa kondisi, seperti:
- Kontak erat dengan pengidap cacar air di ruangan yang sama selama lebih dari 15 menit.
- Bersentuhan dengan lesi atau cairan tubuh pengidap, antara lain air liur, dahak, muntah, dan cairan bersin.
- Berhubungan langsung dengan barang-barang pribadi pengidap cacar air, seperti pakaian, perlengkapan tidur, dan peralatan makan.
- Penularan cacar monyet agak berbeda dengan cacar air karena berlangsung melalui beberapa cara sebagai berikut:
– Kontak langsung dengan hewan pembawa virus, khususnya jika terkena gigitan atau cakaran hingga menyebabkan luka.
– Konsumsi daging hewan yang telah terinfeksi virus penyebab cacar monyet.
– Kontak langsung dengan cairan tubuh pengidap, seperti air liur, luka infeksi, dan lesi pada kulit.
Tips Mencegah Penularan Cacar Air dan Cacar Monyet
Upaya mencegah penularan cacar air dan cacar monyet bisa dilakukan melalui beberapa cara berikut ini:
- Membatasi kontak langsung dengan pengidap supaya risiko terjangkit virus semakin minim.
- Mencuci perlengkapan pribadi pengidap cacar secara terpisah dengan barang-barang lain dan menggunakan disinfektan untuk membasmi virus yang terkandung di dalamnya.
- Menunda rencana bepergian ke tempat yang sedang terjangkit wabah cacar.
- Menghindari kontak dan konsumsi hewan yang berisiko menjadi pembawa virus cacar monyet. Tips yang satu ini menggambarkan perbedaan cacar air dan cacar monyet karena cacar air tidak menular melalui hewan.
- Menjaga daya tahan tubuh dengan menjalani pola hidup sehat secara konsisten supaya virus yang masuk ke tubuh tidak mudah berkembang menjadi penyakit.
Pencegahan cacar air dan cacar monyet memang tidak sepenuhnya menghilangkan risiko penularan penyakit tersebut. Oleh karena itu, Anda wajib melakukan langkah antisipasi lain yang tak kalah ampuh, salah satunya yaitu melindungi diri sendiri dan keluarga dengan Asuransi Kesehatan Rawat Jalan Garda Healthtech.
Asuransi unggulan Astra ini memberikan beragam manfaat perlindungan, berupa konsultasi dokter umum dan spesialis hingga 14 kali serta klaim obat hingga Rp500.000 per konsultasi. Asuransi Kesehatan Rawat Jalan Garda Healthtech tersedia dalam 3 pilihan paket yang bisa dipilih sesuai bujet dan kebutuhan, yaitu FIT, CLASSY, dan ULTIMA. Proteksi berkualitas dari Garda Healthtech akan memberikan ketenangan dan kenyamanan hidup karena manfaatnya efektif mengurangi risiko kesehatan.